Kembali Singapore!
Ini perjalanan ke-empat gue ke Singapore dalam setahun terakhir.
Tentu saja disebabkan impulsive dalam memesan tiket karena promo penerbangan.
Gue dapat tiket PP promo Jakarta – Singapore hanya dengan 690k IDR sajah! Berangkat jumat malam dan pulang minggu pagi. 😀
Berhubung Jakarta sedang banjir dimana-mana, berangkat ke bandara gue majuin. Sekitar 4.30 sore gue udah nangkring di Mercy 330 ke bandara.
(Mercy 330 = Mercy dengan 3 pintu 30 kursi alias Damri :D)
Padahal, jadwal terbang baru pukul 10 malam (kalau tidak delay).
Selama perjalanan, lalu lintas banyak tersendat karena banjir dimana-mana.
Dari atas flyover Taman Anggrek (bener ga ga namanya) gue bisa lihat kampung-kampung yang terendam banjir, dari mulai selutut, sepinggang, sedada… Oke ulang, mari menggunakan satuan yang lebih universal 30 cm, 50 cm, 100cm dan 120 (ukuran kira-kira karena ga bawa penggaris buat mengukur).
Sampai di terminal 2D Soekarno Hatta, gue langsung liat ada cahaya menyilaukan.. Gue pikir itu mukjizat sore ini, ternyata cahaya itu berasal dari kepala temen gue (yang memang kepalanya mengkilap) sebut saja Arias (sepertinya nama sebenarnya), waktu baru pukul 6.30 dan kami memutuskan untuk masuk saja.
Melihat jadwal check in yang baru dibuka pukul 8 malam sedangkan kami tiba pukul 6.30, akhirnya kami memutuskan untuk menunggu di executive lounge. Permasalahan selanjutnya adalah : untuk menunggu di executive lounge, kami harus membawa boarding pass, sedangkan boarding pass baru dapat ditukar jam 8. *mbulet*
Akhirnya dengan wajah memelas kami datang ke check in counter dan si Arias meminta mbak petugas untuk dapat tukar boarding pass duluan agar dapat lewat imigrasi.
Begitu masuk pemeriksaan imigrasi, muncul pertanyaan selanjutnya.. Mana lounge yang bisa menerima kartu-kartu kami? Karena Arias punya kartu kredit platinum Bank A dan gue hanya punya kartu platinum Bank B. permasalahannya.. Tidak ada lounge yang menerima kedua kartu tersebut, jadi hanya salah satu dari kami yang dapat masuk.
Pilihannya ada dua (berasa teka-teki ya bok) 1. Pisah lounge atau 2. Tidak masuk lounge.
Dan untuk kemaslahatan bersama, akhirnya kami memilih untuk tidak masuk lounge dan makan di restoran dalam bandara.
Pilihan dijatuhkan pada Old Town coffee yang punya teh tarik dan kopi putih paling enak sedunia (lebay atau memang kurang referensi).
Begitu masuk old town coffee, kami pun duduk terpisah karena Arias mau duduk di smoking room dan gue duduk di non smoking area. Jadi intinya kami tetep aja duduk terpisah.
KAMPRET TAU GITU KAN DUDUK DI LOUNGE SENDIRI-SENDIRI AJA GITU?!
Oke sementara cukup. Lanjut nanti kalau sampai di Changi. *kiss*
have a safe trip epah (tmsk safe sing kui #ihik ) *mlayu*
Santai mas.. Ini perjalanan syariah. :))