Perjalanan saya dari Gili Trawangan menuju Lombok Selatan memakan waktu kurang lebih 3,5 jam dengan boat ditambah mobil sewaan.
Sewaktu memasuki wilayah pantai Kuta, yang saya lihat dari tempat ini adalah kesederhanaan.
Belum ada cafe atau diskotek dengan bangunan modern, bahkan saya jarang menjumpai hotel-hotel mewah di sepanjang jalan. Berbeda dengan kawasan pantai Senggigi yang sudah banyak “dipercantik”, kawasan Lombok Selatan masih menawarkan keluguannya sebagai tujuan wisata.
Saya menginap di Tastura Hotel, persis di depan pantai Kuta dengan tarif IDR350k/ malam. Hotel dengan bangunan yang bergaya tahun 70-an tersebut mempunyai taman yang sangat luas dan kamar mandi denan atap terbuka. Benar-benar terasa suasana pedesaanya.
Begitu sampai kami langsung menyewa motor dengan tarif IDR50k/ hari dan langsung berkeliling pantai di sepanjang pesisir Lombok Selatan hingga Lombok Tengah.
Terdapat beberapa pantai indah yang masih sangat sepi dengan pasir putih, ombak yang tenang dan warna laut hijau kebiruan, saya seperti melihat surga tersembunyi sepanjang perjalanan menyusuri pantai. Beberapa pantai yang kami kunjungi seperti Pantai Kuta, Pantai Aan, Pantai Kotak, Pantai Seger, dan juga pantai Gerupuk. Untuk pantai yang terakhir, merupakan pantai favorit wisatawan yang ingin berselancar karena ombaknya.
Setelah lelah berkeliling Pantai, saya kemudian bersantai sambil menikmati makanan dan minuman disalah satu kafe yang banyak berjajar sepanjang Pantai Kuta.
Tak selang berapa lama, beberapa teman turis asing yang satu mobil dengan kami sejak perjalanan dari Gili ikut bergabung, kami kemudian saling bertukar cerita mengenai pengalaman traveling masing-masing hingga malam.
Malamnya kami makan malam di sebuah warung nasi goreng Jawa. Yang menarik dari warung ini adalah : meskipun warungya tradisional dan seperti warung nasi goreng yang biasa terdapat di kampung-kampung, tapi 90% pengunjungnya adalah turis asing. Bahkan hanya saya dan satu orang teman yang merupakan orang Indonesia di warung tersebut.
Di Lombok Selatan, lebih banyak guest house (dengan harga mulai IDR80k-IDR150k) dan warung tradisional daripada Hotel berbintang. Setahu saya hanya Hotel Novotel satu-satunya Hotel berbintang yang berada di tempat tersebut. Wisatawan Asing yang kebanyakan merupakan backpacker juga lebih suka tinggal di guest house dengan alasan mengirit budget. Satu yang sangat terkenal adalah Banana Guest House.
Selama berkeliling Lombok Selatan saya lebih sering berjumpa dengan turis asing daripada wisatawan lokal dari dalam negeri.
Malam setelah makan malam, saya dan dua backpaker dari Norwegia dan UK melanjutkan mengobrol di salah satu bar di Kuta, namun jangan harap akan bisa nongkrong sampai pagi di Bar tersebut, karena rata-rata bar dan cafe hanya buka hingga pukul 11 malam.
foto-foto lain silahkan lihat di galeri 🙂