Rencana perjalanan berubah, tadinya kami berencana akan langsung berangkat ke Bukittinggi tanpa menginap di Pekanbaru, namun teman kami penduduk Pekanbaru memberi saran lebih baik melakukan perjalanan darat pada siang hari karena pemandangan akan dapat dinikmati apabila hari terang. Kami menurut dan memutuskan tinggal lebih lama di Kota Pekanbaru.
Kami menginap di sebuah keluarga unik, ayah teman kami orang Medan dari suku Batak, Ibu asli Riau, kakak ipar dan calon suaminya orang Jawa sedangkan teman saya walau kelahiran Riau, namun sedari sekolah hingga lulus ada di Jawa Tengah. Akulturasi budaya terjadi di sebuah keluarga kecil.
Kebetulan satu keluarga juga hobi backpacker, sang ayah bahkan sudah sampai ke Cina berangkat dari Riau menggunakan jalur darat dan laut. Jadilah kami sangat menikmati menginap disana.
Paginya kami naik travel menuju Bukittinggi, kebetulan ada teman yang menawarkan untuk mampir di kafe barunya di Payakumbuh, lagi-lagi rencana berubah, ada tambahan kota baru untuk dikunjungi : Payakumbuh.
Selama perjalanan kami menikmati jalanan pegunungan yang berkelok, sembari sesekali melepaskan pandangan ke sungai besar di tepi jalan.
Yang saya herankan disini adalah tidak adanya bus executive untuk jalur Pekanbaru -Padang, padahal kondisi jalan memungkinkan untuk dilewati oleh bus executive, begitu pula penumpang yang cenderung lumayan banyak. Saya tentunya akan lebih nyaman melakukan perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 6 jam menggunakan bus executive daripada mobil pribadi yang disewakan untuk mengangkut kami.
Sampai di Payakumbuh kami diantar teman ke satu lokasi wisata bernama Sangau Indah. Sangau berarti gua, gua yang pernah menjadi benteng pertahanan Jepang pada masa penjajahan tersebut kini digunakan sebagai salah satu andalan wisata kota Payakumbuh.
Selain untuk tempat wisata, gua ini digunakan juga untuk beternak walet.
Tidak habis sampai disitu, daerah sekitar Sangau Indah menawarkan pemandangan khas perbukitan yang indah.
Tertarik datang ke Payakumbuh? 🙂