From Kranji to River Side

Duh merasa bersalah banget karena gagal live-blogging buat postingan yang ini. Tapi yasudahlah.. Semoga postingan ini ga banyak yang terlewat.

Tidur bebas dan gratis kami di Changi terganggu karena pukul 4 pagi kami dibangunkan petugas Changi dan “diusir” keluar bandara. 🙁
Entah peraturan sejak kapan, yang jelas mood gw jadi berantakan habis kejadian itu. Yaelah baru 2 jam gitu tidur, bangun-bangun udah diusir aje.
Jadi postingan gue sebelumnya diabaikan saja hiks.. Tidur gratis di rest area hanya diperbolehkan apabila kita ada connected flight alias sedang menunggu pesawat selanjutnya, yang jelas sekitar 20-30 orang diusir keluar bandara.

Setelah menunggu sekitar 2 jam diluar imigrasi (di luar imigrasi masih ada tempat makan dan starbuck 24 jam, jadi sembari menunggu MRT bisa bersantai sambil ngopi) kami langsung menuju terminal 2 untuk naik MRT menuju kota. MRT beroperasi dari jam 6 pagi sampai sekitar 11 malam.
Harga tiket juga bervariasi mulai dari 1-3 SGD sekali jalan, tergantung jarak.
Bagi yang sering ke Singapore akan lebih hemat beli MRT Card dengan harga 12 SGD yang bisa berlaku selama 5 tahun.

Dari Changi kami langsung menuju tempat menginap langganan gue, Inncrowd Hotel Backpacker yang terletak di daerah Little India yang sudah ada di beberapa postingan sebelumnya.

Dan mungkin emang “rejeki” gue, dari mulai mendarat di Singapore sampai mau balik ke Jakarta hujan deras mengguyur semua daerah di Singapore. Alhasil kami berangkat ke daerah Kranji dengan berpayung cantik.

Daerah Woodland, Kranji dan sekitarnya merupakan daerah utara Singapore, daerah yang cukup jarang dikunjungi oleh wisatawan, namun ga kalah menarik, karena daerah tersebut merupakan pusat industri dan apartment “pinggir”.
Daerah itu sering juga disebut “junkyard” karena banyak tempat yang menjual sparepart mobil kondisi bagus dengan harga murah.
Dari stasiun Little India, kami turun di stasiun Kranji. Berbeda dengan stasiun di kota, stasiun Kranji lebih mirip stasiun Tanah Abang, dengan kondisi lebih terawat dan bersih tentunya.
Karena daerah Kranji merupakan daerah utara yang dekat dengan perbatasan Malaysia, ga heran daerah tersebut cukup ramai dipenuhi antrian orang-orang yang hendak ke Malaysia naik bus.
Kami meneruskan perjalanan dengan naik Bus SMRT menuju Propel, tempat penjualan spare part mobil Eropa di Kranji Road No. 28.
Sampai disana kami disambut Jonathan, Sales Manager tempat tersebut.

Sebagai orang yang buta otomotif, gue bengong sendiri lihat berbagai mobil mewah yang di “mutilasi” dan diambil spare part-nya. Seperti misal mobil Jaguar, Mercy, Volvo, Audi, Ferrari, VW, Porsche, BMW, dsb. Kondisi mobil cenderung baru, umur sekitar 5-10 tahun.
Dan hal itu wajar karena pajak mobil yang berumur lebih dari lima tahun disana mahal bok..

Selesai antar temen belanja otomotif kami kembali ke kota mencari beberapa barang titipan teman-teman di Orchad, selama perjalanan di daerah Kranji, gue tetap heran, karena di daerah yang jauh dari perkotaan pun, sistem transportasi dan disiplin masyarakatnya tetap terjaga. Jalanan bersih dan rapi. 🙂

Sampai di Orchad gue langsung berkeliling mall dengan mata buas seorang cewek melihat kata “sale” dimana-mana. Untung masih kuat iman, jadi ga tergoda diskon-diskon menyesatkan itu (padahal emang ga ada duit) 😀

Baru satu mall gue kelilingi (Ion Mall) gue udah kecapekan dan memutuskan untuk cari tempat makan dan nongkrong yang asik, tentu saja pilihannya adalah Clarke Quay.

Clarke Quay atau daerah River Side merupakan tempat nongkrong oke dengan berbagai bar, restaurant, club, yang berjajar disamping sungai besar.
Di sana bebas mau belanja di Central Mall, makan malam mewah, naik kapal menyusuri sungai sampai Patung Singa, hingga duduk-duduk lucu pinggir sungai sambil makan eskrim seharga 3 SGD. Dan bagi yang pengin iseng, bisa coba ramalan dari mesin tarot berbentuk madam-madam menyeramkan hanya dengan 1 SGD saja. 😀
Karena masih hujan gue memutuskan untuk nongkrong di bar pinggir sungai sambil selonjorin kaki melepas lelah setelah seharian jalan kaki.

Dan malam minggu kali ini, gue habiskan dengan gerimis di Clarke Quay. 🙂

20130122-071628 PM.jpg

20130122-071732 PM.jpg

20130122-071808 PM.jpg

20130122-071900 PM.jpg

20130122-072233 PM.jpg

20130122-072131 PM.jpg

20130122-072105 PM.jpg

20130122-072152 PM.jpg

20130122-072212 PM.jpg

20130122-072307 PM.jpg

Rest Area Changi

Wohoo…!
Berkat doa kalian gue udah mendarat dengan selamat di Changi.
Gue tadi naik value air buat pertama kalo dan menurut gue, dengan harga tiket murah dan pelayanannya, Value air berhak dapat nilai 8! *tepuk tangan*
Kenapa?
1. Tepat waktu.
Pesawat dijadwalkan take off pukul 10 malam dan value air menepati janjinya.
2. Disiplin flight attendant & crew
Flight attendant disini cukup “galak” sama penumpang, misal cerewet minta penumpang mengencangkan sabuk pengaman atau meminta penumpang menaruh tas di bawah kursi (walaupun tasnya kecil). Buat gue hal itu bagus, karena mereka reliable dalam pekerjaanya sehingga keteledoran dihatapkan bisa minimal.
3. Dapat snack berupa roti.
Rata-rata penerbangan internasional memberikan snack, hanya kadang ada yang pelit banget ngasihnya cuma kacang atom sebungkus kecil, yang kalo kita beli sendiri di warung paling harganya 500 atau 1000 rupiah.
Tapi value air memberikan roti yang layan buat ganjal perut barang satu-dua jam.
4. Pendaratan yang mulus oleh pilot.
Gue selalu menilai kelihaian pilot berdasarkan cara landingnya. Kalau mulus berarti pilot jago, dan tadi gue bisa kasih nilai 8,5 buat pendaratan pilot.

Sesampainya di Changi konsentrasi langsung tertuju pada beberapa tempat :
1. Toilet (yang mudah ditemukan di setiap sudut Changi)
2. Air minum gratis (biasanya deket toilet) gue otomatis langsung isi botol minuman dengan air gratis itu. Lumayan cyin, di Singapore air mineral mahal, kurang lebih $2 sgd satu botol 800ml atau kalo kurs sekarang sekitar 18000 IDR sebotolnya (naluri mak-mak berbicara)
3. Rest area. Tempat ketiga ini yang gue sebut surga bagi backpacker kere macam gue. Ada banyak sofa buat duduk atau tidur, ada kursi panjang buat kita selonjorin kaki, ada TV kabel, PC yang terhubung internet, beberapa restoran atau tempat makan dan bagi perokok ada smoking room juga deket situ.

Rest area ini kabarnya terdapat di semua terminal di Changi, gue beberapa kali selalu di rest area terminal 1 Changi.
Ada juga tempat charge HP berupa loker-loker kecil dilengkapi dengan kunci untuk keamanan.
Oh iya, bagi yang ga kebagian kursi panjang atau sofa jangan khawatir, kalian masih bisa tidur di pojokan
ruangan karena semua tempat dilapisi karpet tebal.
Dan bagi yang kakinya pegal-pegal, Changi menyediakan banyak kursi pijat elektrik yang tentu saja gratis. 😀

Satu lagi, di seluruh area Changi sudah dilengkapi free wifi, jadi dapat dipastikan kegiatan social media dan chat jalan terus.

Oke sudah pukul 01.45 waktu bagian Changi, gue mau tidur dulu.

Will catch you in few hours. 🙂

20130119-014931 AM.jpg

20130119-014952 AM.jpg

20130119-015004 AM.jpg

20130119-015023 AM.jpg

20130119-015119 AM.jpg

20130119-015208 AM.jpg

20130119-015257 AM.jpg

Win-Win Solution Executive Lounge

ini teh tarik favorit, selain teh tarik, kopinya juga oke
ini teh tarik favorit, selain teh tarik, kopinya juga oke

Kembali Singapore!
Ini perjalanan ke-empat gue ke Singapore dalam setahun terakhir.
Tentu saja disebabkan impulsive dalam memesan tiket karena promo penerbangan.
Gue dapat tiket PP promo Jakarta – Singapore hanya dengan 690k IDR sajah! Berangkat jumat malam dan pulang minggu pagi. 😀

Berhubung Jakarta sedang banjir dimana-mana, berangkat ke bandara gue majuin. Sekitar 4.30 sore gue udah nangkring di Mercy 330 ke bandara.
(Mercy 330 = Mercy dengan 3 pintu 30 kursi alias Damri :D)
Padahal, jadwal terbang baru pukul 10 malam (kalau tidak delay).

Selama perjalanan, lalu lintas banyak tersendat karena banjir dimana-mana.
Dari atas flyover Taman Anggrek (bener ga ga namanya) gue bisa lihat kampung-kampung yang terendam banjir, dari mulai selutut, sepinggang, sedada… Oke ulang, mari menggunakan satuan yang lebih universal 30 cm, 50 cm, 100cm dan 120 (ukuran kira-kira karena ga bawa penggaris buat mengukur).

Sampai di terminal 2D Soekarno Hatta, gue langsung liat ada cahaya menyilaukan.. Gue pikir itu mukjizat sore ini, ternyata cahaya itu berasal dari kepala temen gue (yang memang kepalanya mengkilap) sebut saja Arias (sepertinya nama sebenarnya), waktu baru pukul 6.30 dan kami memutuskan untuk masuk saja.

Melihat jadwal check in yang baru dibuka pukul 8 malam sedangkan kami tiba pukul 6.30, akhirnya kami memutuskan untuk menunggu di executive lounge. Permasalahan selanjutnya adalah : untuk menunggu di executive lounge, kami harus membawa boarding pass, sedangkan boarding pass baru dapat ditukar jam 8. *mbulet*

Akhirnya dengan wajah memelas kami datang ke check in counter dan si Arias meminta mbak petugas untuk dapat tukar boarding pass duluan agar dapat lewat imigrasi.

Begitu masuk pemeriksaan imigrasi, muncul pertanyaan selanjutnya.. Mana lounge yang bisa menerima kartu-kartu kami? Karena Arias punya kartu kredit platinum Bank A dan gue hanya punya kartu platinum Bank B. permasalahannya.. Tidak ada lounge yang menerima kedua kartu tersebut, jadi hanya salah satu dari kami yang dapat masuk.
Pilihannya ada dua (berasa teka-teki ya bok) 1. Pisah lounge atau 2. Tidak masuk lounge.
Dan untuk kemaslahatan bersama, akhirnya kami memilih untuk tidak masuk lounge dan makan di restoran dalam bandara.

Pilihan dijatuhkan pada Old Town coffee yang punya teh tarik dan kopi putih paling enak sedunia (lebay atau memang kurang referensi).

Begitu masuk old town coffee, kami pun duduk terpisah karena Arias mau duduk di smoking room dan gue duduk di non smoking area. Jadi intinya kami tetep aja duduk terpisah.
KAMPRET TAU GITU KAN DUDUK DI LOUNGE SENDIRI-SENDIRI AJA GITU?!

Oke sementara cukup. Lanjut nanti kalau sampai di Changi. *kiss*

20130118-080405 PM.jpg

20130118-080426 PM.jpg

Kemana pergi saat patah hati?

Jawabannya adalah Singapura.

Setidaknya itu jawaban gue saat orang-orang bertanya, mengapa aku pergi kesana? untuk tujuan apa?

Pertengahan tahun 2011, gue mengalami patah hati. Tidak sampai mebuatku ingin mengakhiri hidup, namun cukup menggerakkanku untuk mencari distraksi.

Disaat yang sama, aku mendapakan tiket promo pesawat untuk sekali terbang ke Singapura, hanya Rp 250.000,- dengan menggunakan maskapai penerbangan Air Asia.

Berangkat bersama seorang sahabat, kami berdua mengalihkan perih hati dengan mencari tawa di negri seberang.

Penerbangan pagi pada hari Sabtu pukul 6.30 WIB, sampai di Bandara Changi kami langsung membeli kartu perdana lokal Singapura agar kami dapat selalu eksis di social media dan BBM selama berada di Singapura. Perdana yang kami beli seharga $28 Singapore dengan akses layanan blackberry full service selama tiga hari.

Perjalanan dilanjutkan dengan naik MRT menuju hotel hostel bagi para backpacker di kawasan Little India.

Nama Hostelnya InnCrowd Hotel, lokasi hostel yang sangat dekat dengan stasiun MRT Little India dan tempat yang lumayan bersih membuat kami memutuskan untuk menginap disana.

kami menyewa satu dormitory room, sebuah kamar dengan kira-kira 18 tempat tidur dengan harga $20 Singapore/orang/malam. Hostel tersebut menyediakan fasilitas selimut, handuk, dan sarapan pagi. Sebaiknya sudah reservasi kamar dari jauh-jauh hari karena hostel tersebut selalu penuh, terutama saat weekend.

Sampai di hostel kami belum dapat check in karena waktu check in pada pukul 12 siang, namun si pemilik hostel berbaik hati menawari kami sarapan berupa telur rebus dan roti bakar dengan selai ditambah teh atau kopi sepuasnya.

Dan karena hostel, maka sarapan bikin sendiri ya.. pihak hostel hanya menyediakan bahan mentah (kecuali telur) dan air panas. Tapi itupun cukup untuk membuat perut kekenyangan. InnCrowd Hostel For Backpacker

disediakan wifi dan dua PC dengan akses internet gratis yang bisa dimanfaatkan tamu dimana saja. Bule berbaju hijau itu jadi target lirikan gue selama disana :D
disediakan wifi dan dua PC dengan akses internet gratis yang bisa dimanfaatkan tamu dimana saja. Bule berbaju hijau itu jadi target lirikan gue selama disana 😀
selain sofa, ada juga tempat untuk bermalas-malasan, pihak hostel menyediakan bantal ukuran raksasa dan beberapa bantal kecil buat tidur-tiduran disana
selain sofa, ada juga tempat untuk bermalas-malasan, pihak hostel menyediakan bantal ukuran raksasa dan beberapa bantal kecil buat tidur-tiduran disana

Hari pertama kami habiskan dengan berkeliling mall to mall dan ke Pulau Sentosa untuk menikmati hiburan Song of The Sea.

Perjalanan menggunakan MRT memakan biaya sekitar 1 hingga 3 dollar Singapore, karena harga makanan di Singapore cukup mahal bagi orang Indonesia, bagi yang ingin berhemat sebaiknya membawa botol air minum sendiri, air mineral ukuran botol kecil dijual seharga 1 – 2 dollar Singapore, kalo buat beli air mneral di Indonesia sudah kembung pasti :)).

Bagusnya, Singapore memberikan banyak lokasi untuk air minum gratis, jadi begitu melihat ada tempat minum gratis langsung diisi ulang saja botolnya #NgiritHore.

Di Singapore meraka membuat kebahagiaan mereka sendiri, seperti pantai buatan ini misalnya.kalau diIndonesia sih sudah banyak yang macam begini ya kalo msim hujan (itu banjir kali)
Di Singapore meraka membuat kebahagiaan mereka sendiri, seperti pantai buatan ini misalnya.
kalau diIndonesia sih sudah banyak yang macam begini ya kalo msim hujan (itu banjir kali)

Untuk menuju Sentausa Island, kami harus melewati Vivo city, slah satu public area cukup ramai di Singapore. Uniknya, disini terdapat pantai buatan yang biasa dimanfaatkan anakanak untuk bermain air.Padahal dengan luar negara sekecil itu, kalau mau ke pantai beneran juga deket.. dasar orang kaya. :p

harga tiket masuk Sentosa dengan menggunakan monorail $3 Singapore
harga tiket masuk Sentosa dengan menggunakan monorail $3 Singapore

Sampai di Sentosa kami langsung mengantri tiket Song Of The Sea, pertunjukan lampu dan air yang dibandrol dengan harga tiket $10 Singapore/ orang. Dan karena kami dapat jadwal pukul 8 malam, maka kami memanfaatkan waktu luang untuk berkeliling, foto, makan dan tiduran di rumput. (iyee beneran tiduran di rumput beralaskan peta Singapore) gembel banget yak gue. 😀

ga ada hibungannya sama iPhone, tapi kalau mau memacu adrenalin dengan "melayang-layang" di udara silakan mencoba permainan ini
ga ada hibungannya sama iPhone, tapi kalau mau memacu adrenalin dengan “melayang-layang” di udara silakan mencoba permainan ini
ini pertunjukan yang kami tunggu, seperti bioskop raksasa di pinggir laut. Bedanya, disini tidak menggunakan layar putih namu air.
ini pertunjukan yang kami tunggu, seperti bioskop raksasa di pinggir laut. Bedanya, disini tidak menggunakan layar putih namu air.

Hari Kedua kami manfaatkan dengan berkeliling kota, dimulai dari mall to mall hingga ke Clarke Quay, tempat nongkrong paling heitz di Singapore dimana cafe dan restoran berjajar sepanjang sungai.

Salah Satu sudut Clark Quay
Salah Satu sudut Clark Quay

;

;

ini mesin peramal, tinggal masukkan $2 Singapore dan dari perut si peramal akan keluar selembar kertas berisi ramalan paling mutakhir. Worth to try.
ini mesin peramal, tinggal masukkan $2 Singapore dan dari perut si peramal akan keluar selembar kertas berisi ramalan paling mutakhir. Worth to try.

Selain ke Clarke Quay kami juga sempat mengunjungi Toys Museum Singapore, harga tiket masuknya $15 Singapore, cukup mengembalikan kenangan masa kecil, karena banyak sekali mainan dan tokoh-tokoh kesayangan waktu kita kecil dulu, ga sedikit juga barang-barang koleksi yang langka dan harganya ratusan juta dipajang disini.

tetep narsis donk yaa
tetep narsis donk yaa
selain museum mainan, ada cafe juga di lantai dasar :D
selain museum mainan, ada cafe juga di lantai dasar 😀

Hampir lupa, selama di Singapore, pada saat itu sedang ada festival Depavali atau festival lampion, salah satu perayaan umat hindu disana. Dan karena kami tinggal di little India, pasti sangat terasa donk perayaan festival itu.

Mulai dari bazar, hiasan lampu di sepanjang perjalanan, hingga banyak orang India berlalu lalang (yaaa kalau ini jelas karena kebanyakan mereka tinggal disana)

Barang-barang disini bisa ditawar lho.. dan karena inifestival India kebanyakan barang-barang yang dijual ya yangmemenuhi kebutuhan warga India seperti dupa, lilin, baju, sesaji dsb.
Barang-barang disini bisa ditawar lho.. dan karena inifestival India kebanyakan barang-barang yang dijual ya yangmemenuhi kebutuhan warga India seperti dupa, lilin, baju,jajanan khas India sesaji dsb.

yang jelas, selama tiga hari kami di Singapore.. hati senang patah hati pun hilang. horeeeeee!

Foto-Foto dapat dilihat pada galery – klik untuk memperbesar.

sampai jumpa di postingan selanjutnya 🙂

;

;

Singapore – My first international business trip

Bicara tentang perjalanan Internasional pertama gue, tentu asja… seperti kebanyakan orang… destinasinya adalah negara tetangga Singapura.

Sampai blog ini ditulis, gue sudah tiga kali pergi ke Singapura, dan gue akan ceritakan satu-persatu.

Pertama kali untuk karena urusan kantor (ya tentu saja dibayari hihi), waktu itu kami benchmark ke LTA atau Land Transport Authority alias kantor pelabuhan Singapura.

Seperti yang banyak dari kita ketahui, Singapura merupakan salah satu negara pelabuhan, karena letaknya yang strategis, dan dilewati banyak kapal dari jaman neek moyang, ga heran Singapura jadi salah satu Negara dengan pelabuhan paling ramai.

Gue dan rombongan berangkat pukul 5.30 pagi menggunakan Singapore Airlines (yaaa namanya juga dibayari, boleh donk pilih yang mahal) Alhamdulillah, Puji Tuhan karena kantor jadi gue dapat merasakan nikmatnya terbang menggunakan maskapai penerbangan terbaik dunia tersebut.

selain pelayanan yang oke, flight attendant-nya juga oke loh.. *kedip*
selain pelayanan yang oke, flight attendant-nya juga oke loh.. *kedip*

Sesampainya di Bandara International Changi,gue dan rombongan langsung berfoto narsis di bandara dijemput oleh pemandu dan Bus tingkat Singapore yang kata pemandunya, hanya digunakan pada acara-acara tertentu saja (lucky me). 🙂

Jalananynag lengang dengan mobil tahun terbaru dan bebas sampah merupakan selalu jadi cita-cita penduduk Indonesia terutama Jakarta
Jalanan yang lengang dengan mobil tahun terbaru dan bebas sampah selalud jadi cita-cita penduduk Indonesia terutama Jakarta

Begitu sudah di dalam bus langsung jepret kanan kiri, dan berita tentang jalanan Singapura yang lengang, tertib dan bersih itu ternyata memang benar adanya (yaa menurut nganaa).. duh kapan ya Jakarta bisa kayak gini jalanannya (pembaca : PAS LEBARAAAAAN!!)

Kami langsung diantar ke LTA atau pelabuhan Singapura. Berbeda denganpelabuhan yang biasa gue lihat di Indonesia, LTA Singapura ini sungguh bsar, rapi, tertib, bersih dan tentu saja aman. Kita dapat menemukan peringatan keselamatan di setiap pos yang dilalui.

Sampai di kantor pusatnya, kami diajak untuk naik ke lantai 47 untuk mendengarkan presentasi singkat dari pihak LTA mengenai service di LTA. Tentu saja sisa waktunya gue habiskan dengan berfoto.

pemandangan laut dan gedung tinggi di Singapura dilihat dari lantai 47 LTA Singapore
pemandangan laut dan gedung tinggi di Singapura dilihat dari lantai 47 LTA Singapore

Dari lantai 47, desain bangunannya dibuat seperti aquarium dengan kaca super besar yang menjadi dinding gedung, sehingga kami dapat leluasa melihat pemandangan sekeliling kami.

masih di lantai 47 LTA Singapore
masih di lantai 47 LTA Singapore

di pelabuhan pun penataan kotanya sungguh menawan
di pelabuhan pun penataan kotanya sungguh menawan

Foto-foto lain dapat dilihat di akhir postingan ini.

Sebelum meninggalkan LTA Singapura, kami diajak berkeliling mengitari daerah pelabuhan. Bagi yang suka otomotif, pasti akan ngiler melihat berbagai mobil mewah yang berbaris di area pelabuhan, tentunya untuk didistribusikan ke Negara-negara tetangga. gue sempet berharap pulang dari sana dikasih tu mobil mewah satu-satu buat oleh-oleh (yakaleee).

Karena perjalanan hanya sehari, maka kami langsung menuju patung Merlion yang terkenal itu. katanya belum ke Singapura kalau belum berfoto dengan patung Merlion. Dan karena gue juga mau laporan ke orang tua dirumah kalau sudah sampai di Singapura, ya gue langsung ambil pose di dekat patung.

abaikan saja bapak-bapak yang ikut terfoto. rame cyin.. susah ngusir orang. :p
abaikan saja bapak-bapak yang ikut terfoto. rame cyin.. susah ngusir orang. :p

Dibelakang gue ada Marina Bay, yang jadi andalan Singapura juga. Dari atas Marina Bay terdapat kolam renang tertinggi yang dari sana kita bisa renang sambil melihat Singapura dari atas.

Yang namanya pergi rombongan, pasti ada ibu-ibu donk yaa.. dan pasti tak akan lengkap sebelum kampir ke Orchad road, pusat perbelanjaan di Singapura.

Disana dari ujung ke ujung dipenuhi mall-mall besar dengan barang-barang merk asli, kalo gue sih cuma liat-liat aja terus beli es krim dengan harga satu dolar Singapura yang banyak dijual di sepanjang Orchad Road.

Bagi yang tidak punya budget untuk belanja (baca : gue) maka Orchad Road ini menawarkan banyak spot seru utnuk berfoto alay, juga banyak tempat duduk agar bisa menikmati mas-mas bule ganteng yang lewat dengan seksama.

Gue juga ga tau kenapa gue pilih berpose di selangkangan patung ini. suerr ini ga sengaja.
Gue juga ga tau kenapa gue pilih berpose di selangkangan patung ini. suerr ini ga sengaja.
ceritanya gue barusan nabrak si om patung baju kuning ini... dimarahin deh.. T_T
ceritanya gue barusan nabrak si om patung baju kuning ini… dimarahin deh.. T_T

Nah, untuk perjalanan pertama gue ke Singapore ini karena dibiayai kantor jadi gue ga share tentang berapa duit yang dibutuhkan ke sana termasuk transportasi dan makan ya.. ya maklum gue aja ga tau berapa biayanya 😀 .

Cerita lain tentang Singapura akan gue ceritakan di postingan selanjutnya. See You!

Follow

Get every new post delivered to your Inbox

Join other followers: