Kisah senja dan pejalan sore

Beberapa teman bertanya pada saya saat pertama mengetahui alamat blog yang saya buat, mengapa “pejalan sore?” Bukan “pejalan pagi” atau “pengendara malam”?
Jawabannya tentu saja sangat sederhana, karena saya sangat menyukai sore hari, terutama memasuki saat senja.
Alasan saya menyukai senja pun sangat sederhana, pertama saya sulit untuk bangun pagi sore hari (senja) merupakan batas antara terang dan gelap, sebuah pintu dari sebuah perjalanan dan kerja keras menuju suatu yang tenang dan menentramkan. Senja, menjadi lebih sakral dari pagi karena kita harus mengadapi gelap, menghadapi apa yang tidak kita ketahui, menghadapi misteri yang harus kita pecahkan.
Karena itu kali ini saya akan memberikan beberapa gambar senja yang sempat saya abadikan dalam perjalanan saya. Tentu saja saya akan terus menambahnya, semoga akan lebih banyak lagi senja-senja lain yang terekam.

20131014-091409 PM.jpg
diantara Semarang – Jakarta

Senja pertama saya ambil dalam perjalanan kereta Semarang-Jakarta. Sudah berkali-kali sejak perpindahan saya ke Ibu kota RI saya menggunakan kereta, namun tetap saja tak dapat menghilangkan hujan emosi yang datang saat roda kereta berjalan. Di belakang saya keluarga yang mengantarkan hingga stasiun, memberikan doa agar saya selamat, dan berharap saya segera datang kembali dengan bahagia.

20131014-091840 PM.jpg
jatuh cinta dengan semburat merahnya

Tunggu aku Ibu, Ayah, adekku tersayang, jarak hanya ada saat dipikirkan. 🙂

20131014-092011 PM.jpg
Mekong River, Cambodia

Senja kedua saya ambil saat naik kapal menyusuri sungai Mekong di Phnom Penh Kamboja.
Pertama kalinya saya naik kapal untuk menyusuri sungai, saya dikejutkan oleh kemunculan bulan, seakan menyambut malam.

20131014-092313 PM.jpg
Mekong River, Cambodia

Beristirahatlah duhai matahari, cukuplah mengantar kami sampai di sini, kami akan aman ditemani bulan! 😀

20131014-092516 PM.jpg
Belitung

Senja ketiga diabadikan oleh salah satu teman dengan saya sebagai siluetnya, sebuah pantai indah di Belitung.
ajari aku bahasamu duhai senja yang jelita

20131014-092744 PM.jpg
Senja yang cantik di Jepara

Senja keempat saya dapatkan di Pantai Bandengan Jepara. Saya datang ke pantai itu tanpa ekspektasi, yang saya dapatkan cukup untuk mengucap syukur. mereka bilang cinta datang saat ekspektasi sudah ditiadakan

20131014-093026 PM.jpg
mengapa malu-malu?

Masih dari pantai Bandengan Jepara, kali ini dia mengintip malu-malu. tetap tidak dapat kau sembunyikan kemilaumu

20131014-093222 PM.jpg
Salam damai dari Lembang

Senja kelima terlalu cantik untuk saya kisahkan, Sebuah Danau Buatan di Lembang Bandung dapat menampilkan keindahan asli.

20131014-093357 PM.jpg
nirwana?

Bagai seorang ratu jagat raya, senja keenam muncul dari tempat yang katanya Pulau Dewata.
wahai dewa-dewi senja, menarilah

20131014-093538 PM.jpg
Pantai tetangga, tidak mau kalah

Tak mau kalah senja ketujuh dari Kuta Lombok, masih sangat lugu.

20131014-093706 PM.jpg
Kep, Seribu

Siapa yang sangka kalau Pulau Pari di Kepulauan Seribu juga menyimpan senjanya sendiri?
Senja kedelapan.

20131014-093807 PM.jpg
lagi-lagi dari balik kereta

Kembali menatap senja di balik jendela kereta. Senja kesembilan.

20131014-093916 PM.jpg
pejalan sore, pengagum senja

Terima kasih telah menjadi senja kesepuluhku. 🙂

7 thoughts on “Kisah senja dan pejalan sore”

  1. sejenak.. ketika perjalanan semarang jakarta
    aku teringat seorang wanita yang hendak mengabadikan moment senja dengan ipadnya
    apa daya.. ipad malah “njaduk” pembatas jendela mobil
    moment senja itu entah terekam atau tidak.. tanya saja ama pemilik blog ini.. 😀

Leave a Reply to evanoviana Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


one + = 6

Follow

Get every new post delivered to your Inbox

Join other followers: