Perjalanan 3 kota – Bukittinggi

Akhirnya sampailah kami di kota tujuan utama perjalanan kami, Bukittinggi.
Kami tiba malam hari, setelah sebelumnya sempat mencicipi jagung manis F1 di daerah Koto Baru Batu Hampar.
Ada beberapa tempat yang kami kunjungi di Bukittinggi sebagai berikut :
1. Jam Gadang
Tentunya belum disebut berkunjung ke Bukittingi apabila belum menengok secara langsung Jam yang jadi Kebanggaan Kota Bukittinggi. Jam berukuran raksasa yang selalu berbunyi setiap 60 menit ini cukup menarik perhatian pengunjung untuk diambil fotonya.

20130224-082942 PM.jpg
Seperti tempat wisata lain di negeri ini, tentunya akan banyak pedagang yang menggelar dagangan di sekitar. Sangat menguntungkan apabila tidak punya banyak waktu untuk berbelanja di pasar wisata.
Selebihnya katena sudah larut malam, kami hanya sempat makan di salah satu tempat makan unik bercat orange bernama Hau’s Tea. Sayangnya karena sudah terlalu lapar, saya tak sempat mengambik foto restorannya.
20130224-083326 PM.jpg
2. Lobang Jepang.
Pagi harinya kami berkeliling dengan berjalan kaki, lokasi yang kami lewati pertama kali adalah Lobang Jepang.
Gua buatan yang dibangun pada masa penjajahan Jepang ini dahulu dimanfaatkan sebagai benteng dan tempat persembunyian tentara Jepang. Saya hanya mengambil foto dari sisi luar karena harus bergegas menuju Ngarai Sianok.
3. Ngarai Sianok.
Ngarai atau lembah Sianok, salah satu tempat yang membuat saya kagum karena alamnya. Sepanjang mata memandang saya melihat tembok-tembok raksasa dari batuan yang mengelilingi sungai. Lokasi tersebut juga sering dimanfaatkan untuk lomba off road.
Di Ngarai Sianok juga terdapat objek wisata baru bernama Janjang Koto Gadang atau The Great Wall of Koto Gadang, bangunan yang menyerupai tembok besar Cina ini memikat banyak pengunjung termasuk pengunjung warga Bukittinggi sendiri. Sayangnya karena untuk menuju tempat tersebut kami harus lewati antrian panjang melewati Jembatan Gantung, maka kami mengalihkan perjalanan dengan tracking di sepanjang sungai yang tak kalah serunya.
3. Taruko Cafe Resto
Cafe yang terletak di tengah-tengah lembah ini menawarkan bukan hanya pemandangan yang indah, namun juga makanan -makanan lezat dengan harga sangat terjangkau. Apabila baru pertama kali ke Bukittinggi, sebaiknya menghubungi tour guide untuk datang ke tempat ini. Karena selain lokasinya yang masuk ke dalam, tak ada penunjuk jalan ke tempat tersebut.
4. Fort de Kock
Kurang yakin apakah saya menuliskan nama benteng ini dengan tepat, namun benteng penginggalan Belanja yang dahulu digunakan untuk menara pengawas ini akan sangat sayang untuk dilewatkan. Pemandangan dari benteng ini sangat menawan, bisa melihat separuh kota Bukittinggi, ditambah lokasinya yang dekat dengan Kebun Binatang kota, jadi sekali dayung dua tempat dijalani.
5. Pasar Wisata
Tidak usah saya jelaskan lebih lanjut, bagi yang ingin berbelanja oleh-oleh Bukittinggi, disinlah tempatnya.
6. Museum Moh. Hatta
Siapa yang tak kenal proklamator RI kelahiran Bukittinggi ini? Bagi yang ingin napak tilas ke kediaman beliau, dapat singgah ke Museum Moh. Hatta ini.

Mengitari Bukittinggi cukup dengan berjalan kaki, selain lebih sehat, akan banyak pemandangan dapat tereksplor.
Untuk masalah makanan, tentunya semua sudah mengamini betapa lezatnya makanan Padang. Namun jangan khawatir, bagi yang ingin menu selain masakan Padang, akan banyak tempat makan yang dapat dijumpai, dengan harga terjangkau tentunya. 20130224-090516 PM.jpg20130224-090500 PM.jpg20130224-090633 PM.jpg20130225-011517 AM.jpg20130225-011542 AM.jpg20130224-090403 PM.jpg20130224-090540 PM.jpg20130225-011229 AM.jpg20130224-090922 PM.jpg20130225-011313 AM.jpg20130225-011350 AM.jpg20130225-011500 AM.jpg20130225-071735 AM.jpg20130225-071809 AM.jpg20130225-072144 AM.jpg20130225-072031 AM.jpg20130225-071941 AM.jpg20130225-072014 AM.jpg20130225-072057 AM.jpg20130225-073633 AM.jpg20130225-073650 AM.jpg20130225-073722 AM.jpg20130225-073817 AM.jpg20130225-073905 AM.jpg20130225-074027 AM.jpg20130225-074105 AM.jpg20130225-074038 AM.jpg20130225-074051 AM.jpg

20130225-075008 AM.jpg

20130225-075030 AM.jpg

20130225-075019 AM.jpg

20130225-075107 AM.jpg

Perjalanan 3 kota – (tambahan kota) Payakumbuh

Rencana perjalanan berubah, tadinya kami berencana akan langsung berangkat ke Bukittinggi tanpa menginap di Pekanbaru, namun teman kami penduduk Pekanbaru memberi saran lebih baik melakukan perjalanan darat pada siang hari karena pemandangan akan dapat dinikmati apabila hari terang. Kami menurut dan memutuskan tinggal lebih lama di Kota Pekanbaru.
Kami menginap di sebuah keluarga unik, ayah teman kami orang Medan dari suku Batak, Ibu asli Riau, kakak ipar dan calon suaminya orang Jawa sedangkan teman saya walau kelahiran Riau, namun sedari sekolah hingga lulus ada di Jawa Tengah. Akulturasi budaya terjadi di sebuah keluarga kecil.
Kebetulan satu keluarga juga hobi backpacker, sang ayah bahkan sudah sampai ke Cina berangkat dari Riau menggunakan jalur darat dan laut. Jadilah kami sangat menikmati menginap disana.
Paginya kami naik travel menuju Bukittinggi, kebetulan ada teman yang menawarkan untuk mampir di kafe barunya di Payakumbuh, lagi-lagi rencana berubah, ada tambahan kota baru untuk dikunjungi : Payakumbuh.

Selama perjalanan kami menikmati jalanan pegunungan yang berkelok, sembari sesekali melepaskan pandangan ke sungai besar di tepi jalan.
Yang saya herankan disini adalah tidak adanya bus executive untuk jalur Pekanbaru -Padang, padahal kondisi jalan memungkinkan untuk dilewati oleh bus executive, begitu pula penumpang yang cenderung lumayan banyak. Saya tentunya akan lebih nyaman melakukan perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 6 jam menggunakan bus executive daripada mobil pribadi yang disewakan untuk mengangkut kami.
Sampai di Payakumbuh kami diantar teman ke satu lokasi wisata bernama Sangau Indah. Sangau berarti gua, gua yang pernah menjadi benteng pertahanan Jepang pada masa penjajahan tersebut kini digunakan sebagai salah satu andalan wisata kota Payakumbuh.
Selain untuk tempat wisata, gua ini digunakan juga untuk beternak walet.
Tidak habis sampai disitu, daerah sekitar Sangau Indah menawarkan pemandangan khas perbukitan yang indah.

Tertarik datang ke Payakumbuh? 🙂

20130223-064649 PM.jpg

20130223-064728 PM.jpg

20130223-064754 PM.jpg

20130223-064816 PM.jpg

20130223-064830 PM.jpg

20130223-064843 PM.jpg

20130223-064915 PM.jpg

20130223-064941 PM.jpg

20130223-064958 PM.jpg

20130223-065023 PM.jpg

20130223-065039 PM.jpg

20130223-065101 PM.jpg

20130223-065116 PM.jpg

20130223-065138 PM.jpg

20130223-065157 PM.jpg

20130223-065227 PM.jpg

20130223-065242 PM.jpg

20130223-065254 PM.jpg

20130223-065320 PM.jpg

20130223-065215 PM.jpg

Perjalanan 3 kota – Pekanbaru

Setelah perjalanan penuh dengan gangguan turbulence selama 1,5 jam, kami mendarat dan disambut dengan kabut dingin Pekanbaru. Kami dijemput oleh seorang teman, dan setelah mandi kami memulai mengitari kota.
Pada umumnya, Pekanbaru bukan tempat tujuan wisata utama, setidaknya itulah yang saya tangkap dari kalimat teman yang mengantar kami berkeliling. Teman saya dengan latar belakang pendidikan S2 Jurusan Pariwisata mengatakan bahwa dia sudah putus harapan dengan pariwisata di Pekanbaru. Kota Pekanbaru merupakan kota yang kaya dengan hasil minyak dan sumber daya alam lainnya, mungkin dari situ masyarakatnya menganggap pengembangan kota di sektor pariwisata tidaklah penting, toh kota ini sudah kaya.

Tempat pertama yang kami kunjungi merupakan tempat makan yang cukup ramai di Daerah Pekanbaru, berbagai menu khas daerah ditawarkan, lokasi yang luas juga mampu menampung hingga 50 orang atau lebih. Soal masakan jangan ditanya, saya sangat suka dengan masakan melayu.
Sambil sarapan teman kami menyayangkan bahwa masih terdapat sebagian masyarakat sekitar yang kurang menghargai skill, untuk urusan pendidikan atau pekerjaan, mereka masih mengutamakan “orang-orang terdekat / kenalan” ketimbang “orang-orang yang mempunyai keahlian namun tidak mempunyai hubungan kekerabatan”.
Mendengar hal itu, saya hanya dapat mengangguk tanda mengerti. Saya tidak tahu, apakah karena budaya “kerajaan” yang masih terbawa oleh masyarakat negeri (khususnya kota ini), sehingga sebuah jabatan dirasa hanya pantas diberikan kepada keluarga atau kerabat dari “yang punya kewenangan”.
Saya kemudian menyusuri pasar tradisional sambil terus berbicara mengenai perilaku dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan penduduk sekitar, satu yang saya tangkap dari pembicaraan panjang kami: “saat dihadapkan pada kekuatan yang lebih besar, seberapapun benarnya kita, kita akan nampak lemah dan tidak berdaya.

Terletak di sebelah pasar tradisional, terdapat kawasan pecinan yang sedang banyak dihiasi lampion-lampion merah dalam rangka tahun baru Cina.
Selesai makan siang, kami melanjutkan berkeliling ke Rumah Adat Melayu, dimana gedung tersebut sering digunakan oleh Kelompok Adat untuk kegiatan-kegiatan adat.
Pada panggung terdapat sebuah “kursi kehormatan” bagi Pemimpin Adat atau tamu kehormatan, di kanan dan kiri kursi kehormatan terdapat gambar tenun asli Pekanbaru.
Tempat tersebut juga dihiasi dengan tulisan Pasal Gurindam 12 pada dindingnya.
Hal menarik lain di Pekanbaru selain kulinernya adalah bangunan-bangunan megahnya. Mulai dari masjid-masjid besar, gedung perpustakaan hingga gedung anjungan yang dahulu pernah digunakan untuk acara FFI beberapa tahun lalu.
Sayangnya terdapat beberapa bangunan yang masih kurang dioptimalkan fungsinya, bahkan kurang dirawat sehingga nampak kotor, yang saya takutkan adalah apabila hal ini terus dibiarkan, gedung-gedung megah tersebut akan cepat rusak.
Hal positif lain, Pekanbaru merupakan kota dengan tata kota yang apik, jalanan dengan aspal berkualitas baik, pengemudi kendaraan yang tertib berlaku lintas di jalanan, dan tentu saja kondisi jalanan yang bersih sehingga nyaman untuk dilewati.
Setelah seharian berkeliling Pekanbaru, saya merasa Kota ini cukup menyenangkan, dengan sedikit pengembangan, dan perawatan saya tudak heran apabila suatu saat nanti, kota ini akan menjadi kota metropolitan.

20130222-101149 PM.jpg

20130222-101243 PM.jpg

20130222-101409 PM.jpg

20130222-101426 PM.jpg

20130222-101445 PM.jpg

20130222-101501 PM.jpg

20130222-101542 PM.jpg

20130222-101518 PM.jpg

20130222-101729 PM.jpg

20130222-101648 PM.jpg

20130222-101707 PM.jpg

20130222-101752 PM.jpg

20130222-101807 PM.jpg

20130222-101824 PM.jpg

20130222-101842 PM.jpg

20130222-101343 PM.jpg

Perjalanan 3 jomblo ke 3 Kota – Bandung

Bulan kedua di tahun 2013, gue kembali menjalankan aksi traveling bersama dua orang teman lain, ga jauh-jauh, kali ini gue akan ke Padang.

Namun sebelum ke Padang, gue mampir dulu di dua kota yaitu Bandung dan Pekanbaru.

Perjalanan kamis malam dari Jakarta menuju Bandung, mengapa harus ke Bandung? Simple : lagi-lagi masalah tiket promo yang gue dapat adalah rute Bandung – Pekanbaru.

Tijet promo yang hanya senilai Rp. 5000,- ditambah ongkos bagasi yang terpampang di Blog Air Asia sungguh sangat sayang untuk dilewatkan, akhirnya gue dan beberapa teman membeli tiket tersebut tanpa pikir panjang. Nah, karena Pekanbaru hanya memakan perjalanan sekitar 6 jam perjalanan dengan menggunakan jalur darat, kami memutuskan untuk tidak lama singgah di Pekanbaru.

Jadilah kami harus melakukan perjalanan tengah malam dari Jakarta ke Bandung, sampai Bandung kami menunggu pesawat di Bandara Husein Sastranegara selama beberapa jam.

Gue ga akan bahas banyak tentang Kota Bandung kali ini, hal menarik yang gue temui justru di Bandara Hussein Sastranegara.

Bandara kecil ini ternyata sudah melayani penerbangan Internasional.
Jalan menuju Bandara harus melewati komplek perumahan Angkatan Darat sehingga membuat gue serasa sedang menjalani perjalanan militer (ini imajinasi gue aja sih).
Luas lokasi yang tidak seberapa ternyata tidak membuat bandara ini kehilangan keunikannya. Penataan ruang dibuat dengan sangat memaksimalkan ruang kosong. Meskipun begitu, semua fasilitas yang dibutuhkan seperti toilet, alat self check in, meja imigrasi, loket-loket penjualan tiket dan toko-toko yang menjual makanan tetap ada walau tidak terlalu banyak.
Baiklah.. Sudah boarding, postingan akan berlanjut saat tiba di Pekanbaru nanti.

20130222-044818 AM.jpg

20130222-044834 AM.jpg

20130222-044848 AM.jpg

20130222-044900 AM.jpg

Win-Win Solution Executive Lounge

ini teh tarik favorit, selain teh tarik, kopinya juga oke
ini teh tarik favorit, selain teh tarik, kopinya juga oke

Kembali Singapore!
Ini perjalanan ke-empat gue ke Singapore dalam setahun terakhir.
Tentu saja disebabkan impulsive dalam memesan tiket karena promo penerbangan.
Gue dapat tiket PP promo Jakarta – Singapore hanya dengan 690k IDR sajah! Berangkat jumat malam dan pulang minggu pagi. 😀

Berhubung Jakarta sedang banjir dimana-mana, berangkat ke bandara gue majuin. Sekitar 4.30 sore gue udah nangkring di Mercy 330 ke bandara.
(Mercy 330 = Mercy dengan 3 pintu 30 kursi alias Damri :D)
Padahal, jadwal terbang baru pukul 10 malam (kalau tidak delay).

Selama perjalanan, lalu lintas banyak tersendat karena banjir dimana-mana.
Dari atas flyover Taman Anggrek (bener ga ga namanya) gue bisa lihat kampung-kampung yang terendam banjir, dari mulai selutut, sepinggang, sedada… Oke ulang, mari menggunakan satuan yang lebih universal 30 cm, 50 cm, 100cm dan 120 (ukuran kira-kira karena ga bawa penggaris buat mengukur).

Sampai di terminal 2D Soekarno Hatta, gue langsung liat ada cahaya menyilaukan.. Gue pikir itu mukjizat sore ini, ternyata cahaya itu berasal dari kepala temen gue (yang memang kepalanya mengkilap) sebut saja Arias (sepertinya nama sebenarnya), waktu baru pukul 6.30 dan kami memutuskan untuk masuk saja.

Melihat jadwal check in yang baru dibuka pukul 8 malam sedangkan kami tiba pukul 6.30, akhirnya kami memutuskan untuk menunggu di executive lounge. Permasalahan selanjutnya adalah : untuk menunggu di executive lounge, kami harus membawa boarding pass, sedangkan boarding pass baru dapat ditukar jam 8. *mbulet*

Akhirnya dengan wajah memelas kami datang ke check in counter dan si Arias meminta mbak petugas untuk dapat tukar boarding pass duluan agar dapat lewat imigrasi.

Begitu masuk pemeriksaan imigrasi, muncul pertanyaan selanjutnya.. Mana lounge yang bisa menerima kartu-kartu kami? Karena Arias punya kartu kredit platinum Bank A dan gue hanya punya kartu platinum Bank B. permasalahannya.. Tidak ada lounge yang menerima kedua kartu tersebut, jadi hanya salah satu dari kami yang dapat masuk.
Pilihannya ada dua (berasa teka-teki ya bok) 1. Pisah lounge atau 2. Tidak masuk lounge.
Dan untuk kemaslahatan bersama, akhirnya kami memilih untuk tidak masuk lounge dan makan di restoran dalam bandara.

Pilihan dijatuhkan pada Old Town coffee yang punya teh tarik dan kopi putih paling enak sedunia (lebay atau memang kurang referensi).

Begitu masuk old town coffee, kami pun duduk terpisah karena Arias mau duduk di smoking room dan gue duduk di non smoking area. Jadi intinya kami tetep aja duduk terpisah.
KAMPRET TAU GITU KAN DUDUK DI LOUNGE SENDIRI-SENDIRI AJA GITU?!

Oke sementara cukup. Lanjut nanti kalau sampai di Changi. *kiss*

20130118-080405 PM.jpg

20130118-080426 PM.jpg

Kemana pergi saat patah hati?

Jawabannya adalah Singapura.

Setidaknya itu jawaban gue saat orang-orang bertanya, mengapa aku pergi kesana? untuk tujuan apa?

Pertengahan tahun 2011, gue mengalami patah hati. Tidak sampai mebuatku ingin mengakhiri hidup, namun cukup menggerakkanku untuk mencari distraksi.

Disaat yang sama, aku mendapakan tiket promo pesawat untuk sekali terbang ke Singapura, hanya Rp 250.000,- dengan menggunakan maskapai penerbangan Air Asia.

Berangkat bersama seorang sahabat, kami berdua mengalihkan perih hati dengan mencari tawa di negri seberang.

Penerbangan pagi pada hari Sabtu pukul 6.30 WIB, sampai di Bandara Changi kami langsung membeli kartu perdana lokal Singapura agar kami dapat selalu eksis di social media dan BBM selama berada di Singapura. Perdana yang kami beli seharga $28 Singapore dengan akses layanan blackberry full service selama tiga hari.

Perjalanan dilanjutkan dengan naik MRT menuju hotel hostel bagi para backpacker di kawasan Little India.

Nama Hostelnya InnCrowd Hotel, lokasi hostel yang sangat dekat dengan stasiun MRT Little India dan tempat yang lumayan bersih membuat kami memutuskan untuk menginap disana.

kami menyewa satu dormitory room, sebuah kamar dengan kira-kira 18 tempat tidur dengan harga $20 Singapore/orang/malam. Hostel tersebut menyediakan fasilitas selimut, handuk, dan sarapan pagi. Sebaiknya sudah reservasi kamar dari jauh-jauh hari karena hostel tersebut selalu penuh, terutama saat weekend.

Sampai di hostel kami belum dapat check in karena waktu check in pada pukul 12 siang, namun si pemilik hostel berbaik hati menawari kami sarapan berupa telur rebus dan roti bakar dengan selai ditambah teh atau kopi sepuasnya.

Dan karena hostel, maka sarapan bikin sendiri ya.. pihak hostel hanya menyediakan bahan mentah (kecuali telur) dan air panas. Tapi itupun cukup untuk membuat perut kekenyangan. InnCrowd Hostel For Backpacker

disediakan wifi dan dua PC dengan akses internet gratis yang bisa dimanfaatkan tamu dimana saja. Bule berbaju hijau itu jadi target lirikan gue selama disana :D
disediakan wifi dan dua PC dengan akses internet gratis yang bisa dimanfaatkan tamu dimana saja. Bule berbaju hijau itu jadi target lirikan gue selama disana 😀
selain sofa, ada juga tempat untuk bermalas-malasan, pihak hostel menyediakan bantal ukuran raksasa dan beberapa bantal kecil buat tidur-tiduran disana
selain sofa, ada juga tempat untuk bermalas-malasan, pihak hostel menyediakan bantal ukuran raksasa dan beberapa bantal kecil buat tidur-tiduran disana

Hari pertama kami habiskan dengan berkeliling mall to mall dan ke Pulau Sentosa untuk menikmati hiburan Song of The Sea.

Perjalanan menggunakan MRT memakan biaya sekitar 1 hingga 3 dollar Singapore, karena harga makanan di Singapore cukup mahal bagi orang Indonesia, bagi yang ingin berhemat sebaiknya membawa botol air minum sendiri, air mineral ukuran botol kecil dijual seharga 1 – 2 dollar Singapore, kalo buat beli air mneral di Indonesia sudah kembung pasti :)).

Bagusnya, Singapore memberikan banyak lokasi untuk air minum gratis, jadi begitu melihat ada tempat minum gratis langsung diisi ulang saja botolnya #NgiritHore.

Di Singapore meraka membuat kebahagiaan mereka sendiri, seperti pantai buatan ini misalnya.kalau diIndonesia sih sudah banyak yang macam begini ya kalo msim hujan (itu banjir kali)
Di Singapore meraka membuat kebahagiaan mereka sendiri, seperti pantai buatan ini misalnya.
kalau diIndonesia sih sudah banyak yang macam begini ya kalo msim hujan (itu banjir kali)

Untuk menuju Sentausa Island, kami harus melewati Vivo city, slah satu public area cukup ramai di Singapore. Uniknya, disini terdapat pantai buatan yang biasa dimanfaatkan anakanak untuk bermain air.Padahal dengan luar negara sekecil itu, kalau mau ke pantai beneran juga deket.. dasar orang kaya. :p

harga tiket masuk Sentosa dengan menggunakan monorail $3 Singapore
harga tiket masuk Sentosa dengan menggunakan monorail $3 Singapore

Sampai di Sentosa kami langsung mengantri tiket Song Of The Sea, pertunjukan lampu dan air yang dibandrol dengan harga tiket $10 Singapore/ orang. Dan karena kami dapat jadwal pukul 8 malam, maka kami memanfaatkan waktu luang untuk berkeliling, foto, makan dan tiduran di rumput. (iyee beneran tiduran di rumput beralaskan peta Singapore) gembel banget yak gue. 😀

ga ada hibungannya sama iPhone, tapi kalau mau memacu adrenalin dengan "melayang-layang" di udara silakan mencoba permainan ini
ga ada hibungannya sama iPhone, tapi kalau mau memacu adrenalin dengan “melayang-layang” di udara silakan mencoba permainan ini
ini pertunjukan yang kami tunggu, seperti bioskop raksasa di pinggir laut. Bedanya, disini tidak menggunakan layar putih namu air.
ini pertunjukan yang kami tunggu, seperti bioskop raksasa di pinggir laut. Bedanya, disini tidak menggunakan layar putih namu air.

Hari Kedua kami manfaatkan dengan berkeliling kota, dimulai dari mall to mall hingga ke Clarke Quay, tempat nongkrong paling heitz di Singapore dimana cafe dan restoran berjajar sepanjang sungai.

Salah Satu sudut Clark Quay
Salah Satu sudut Clark Quay

;

;

ini mesin peramal, tinggal masukkan $2 Singapore dan dari perut si peramal akan keluar selembar kertas berisi ramalan paling mutakhir. Worth to try.
ini mesin peramal, tinggal masukkan $2 Singapore dan dari perut si peramal akan keluar selembar kertas berisi ramalan paling mutakhir. Worth to try.

Selain ke Clarke Quay kami juga sempat mengunjungi Toys Museum Singapore, harga tiket masuknya $15 Singapore, cukup mengembalikan kenangan masa kecil, karena banyak sekali mainan dan tokoh-tokoh kesayangan waktu kita kecil dulu, ga sedikit juga barang-barang koleksi yang langka dan harganya ratusan juta dipajang disini.

tetep narsis donk yaa
tetep narsis donk yaa
selain museum mainan, ada cafe juga di lantai dasar :D
selain museum mainan, ada cafe juga di lantai dasar 😀

Hampir lupa, selama di Singapore, pada saat itu sedang ada festival Depavali atau festival lampion, salah satu perayaan umat hindu disana. Dan karena kami tinggal di little India, pasti sangat terasa donk perayaan festival itu.

Mulai dari bazar, hiasan lampu di sepanjang perjalanan, hingga banyak orang India berlalu lalang (yaaa kalau ini jelas karena kebanyakan mereka tinggal disana)

Barang-barang disini bisa ditawar lho.. dan karena inifestival India kebanyakan barang-barang yang dijual ya yangmemenuhi kebutuhan warga India seperti dupa, lilin, baju, sesaji dsb.
Barang-barang disini bisa ditawar lho.. dan karena inifestival India kebanyakan barang-barang yang dijual ya yangmemenuhi kebutuhan warga India seperti dupa, lilin, baju,jajanan khas India sesaji dsb.

yang jelas, selama tiga hari kami di Singapore.. hati senang patah hati pun hilang. horeeeeee!

Foto-Foto dapat dilihat pada galery – klik untuk memperbesar.

sampai jumpa di postingan selanjutnya 🙂

;

;

Singapore – My first international business trip

Bicara tentang perjalanan Internasional pertama gue, tentu asja… seperti kebanyakan orang… destinasinya adalah negara tetangga Singapura.

Sampai blog ini ditulis, gue sudah tiga kali pergi ke Singapura, dan gue akan ceritakan satu-persatu.

Pertama kali untuk karena urusan kantor (ya tentu saja dibayari hihi), waktu itu kami benchmark ke LTA atau Land Transport Authority alias kantor pelabuhan Singapura.

Seperti yang banyak dari kita ketahui, Singapura merupakan salah satu negara pelabuhan, karena letaknya yang strategis, dan dilewati banyak kapal dari jaman neek moyang, ga heran Singapura jadi salah satu Negara dengan pelabuhan paling ramai.

Gue dan rombongan berangkat pukul 5.30 pagi menggunakan Singapore Airlines (yaaa namanya juga dibayari, boleh donk pilih yang mahal) Alhamdulillah, Puji Tuhan karena kantor jadi gue dapat merasakan nikmatnya terbang menggunakan maskapai penerbangan terbaik dunia tersebut.

selain pelayanan yang oke, flight attendant-nya juga oke loh.. *kedip*
selain pelayanan yang oke, flight attendant-nya juga oke loh.. *kedip*

Sesampainya di Bandara International Changi,gue dan rombongan langsung berfoto narsis di bandara dijemput oleh pemandu dan Bus tingkat Singapore yang kata pemandunya, hanya digunakan pada acara-acara tertentu saja (lucky me). 🙂

Jalananynag lengang dengan mobil tahun terbaru dan bebas sampah merupakan selalu jadi cita-cita penduduk Indonesia terutama Jakarta
Jalanan yang lengang dengan mobil tahun terbaru dan bebas sampah selalud jadi cita-cita penduduk Indonesia terutama Jakarta

Begitu sudah di dalam bus langsung jepret kanan kiri, dan berita tentang jalanan Singapura yang lengang, tertib dan bersih itu ternyata memang benar adanya (yaa menurut nganaa).. duh kapan ya Jakarta bisa kayak gini jalanannya (pembaca : PAS LEBARAAAAAN!!)

Kami langsung diantar ke LTA atau pelabuhan Singapura. Berbeda denganpelabuhan yang biasa gue lihat di Indonesia, LTA Singapura ini sungguh bsar, rapi, tertib, bersih dan tentu saja aman. Kita dapat menemukan peringatan keselamatan di setiap pos yang dilalui.

Sampai di kantor pusatnya, kami diajak untuk naik ke lantai 47 untuk mendengarkan presentasi singkat dari pihak LTA mengenai service di LTA. Tentu saja sisa waktunya gue habiskan dengan berfoto.

pemandangan laut dan gedung tinggi di Singapura dilihat dari lantai 47 LTA Singapore
pemandangan laut dan gedung tinggi di Singapura dilihat dari lantai 47 LTA Singapore

Dari lantai 47, desain bangunannya dibuat seperti aquarium dengan kaca super besar yang menjadi dinding gedung, sehingga kami dapat leluasa melihat pemandangan sekeliling kami.

masih di lantai 47 LTA Singapore
masih di lantai 47 LTA Singapore

di pelabuhan pun penataan kotanya sungguh menawan
di pelabuhan pun penataan kotanya sungguh menawan

Foto-foto lain dapat dilihat di akhir postingan ini.

Sebelum meninggalkan LTA Singapura, kami diajak berkeliling mengitari daerah pelabuhan. Bagi yang suka otomotif, pasti akan ngiler melihat berbagai mobil mewah yang berbaris di area pelabuhan, tentunya untuk didistribusikan ke Negara-negara tetangga. gue sempet berharap pulang dari sana dikasih tu mobil mewah satu-satu buat oleh-oleh (yakaleee).

Karena perjalanan hanya sehari, maka kami langsung menuju patung Merlion yang terkenal itu. katanya belum ke Singapura kalau belum berfoto dengan patung Merlion. Dan karena gue juga mau laporan ke orang tua dirumah kalau sudah sampai di Singapura, ya gue langsung ambil pose di dekat patung.

abaikan saja bapak-bapak yang ikut terfoto. rame cyin.. susah ngusir orang. :p
abaikan saja bapak-bapak yang ikut terfoto. rame cyin.. susah ngusir orang. :p

Dibelakang gue ada Marina Bay, yang jadi andalan Singapura juga. Dari atas Marina Bay terdapat kolam renang tertinggi yang dari sana kita bisa renang sambil melihat Singapura dari atas.

Yang namanya pergi rombongan, pasti ada ibu-ibu donk yaa.. dan pasti tak akan lengkap sebelum kampir ke Orchad road, pusat perbelanjaan di Singapura.

Disana dari ujung ke ujung dipenuhi mall-mall besar dengan barang-barang merk asli, kalo gue sih cuma liat-liat aja terus beli es krim dengan harga satu dolar Singapura yang banyak dijual di sepanjang Orchad Road.

Bagi yang tidak punya budget untuk belanja (baca : gue) maka Orchad Road ini menawarkan banyak spot seru utnuk berfoto alay, juga banyak tempat duduk agar bisa menikmati mas-mas bule ganteng yang lewat dengan seksama.

Gue juga ga tau kenapa gue pilih berpose di selangkangan patung ini. suerr ini ga sengaja.
Gue juga ga tau kenapa gue pilih berpose di selangkangan patung ini. suerr ini ga sengaja.
ceritanya gue barusan nabrak si om patung baju kuning ini... dimarahin deh.. T_T
ceritanya gue barusan nabrak si om patung baju kuning ini… dimarahin deh.. T_T

Nah, untuk perjalanan pertama gue ke Singapore ini karena dibiayai kantor jadi gue ga share tentang berapa duit yang dibutuhkan ke sana termasuk transportasi dan makan ya.. ya maklum gue aja ga tau berapa biayanya 😀 .

Cerita lain tentang Singapura akan gue ceritakan di postingan selanjutnya. See You!

First crush with Travel Troopers

Beberapa hari lalu gue diajak temen gue @arievrahman buat ketemu sama anak-anak Travel Troopers, yang katanya kumpulan orang-orang pecinta traveling, gue tertarik, siapa tau bisa nambah wawasan dan nambah kenalan yang sama-sama suka travel.
Begitu datang, gue langsung melihat banyak sekali anggota Travel Troopers yang datang, sekalian halal bi halal sehabis lebaran.
Banyak dari mereka yang sudah melanglang buana, ada yang baru balik dari keliling China, New Zealand & Australia, dan juga ada yang baru balik dari jalan-jalan lokal.
Acara dibuka dengan sharing dari salah seorang anggota yang baru saja menulis buku “Travel Writer” kemudian disusul sharing lain dari @arievrahman dan yang tak kalah seru sharing dari @pergidulu yang baru saja pulang dari bulan madu selama 2 bulan di Australia & New Zealand.
Acara juga disisipi kuis berhadiah merchandise, dan yang terakhir kejutan bagi salah satu anak Travel Troopers yang berulang tahun, yang bikin lucu, setelah diberi kue dan tiup lilin, si b’day boy dikerjai dengan diminta sharing pengalaman terakhirnya menggunakan bahasa Inggris.
Gue baru sekali ikut acara itu, tapi gue seneng, anaknya ramah-ramah, mungkin karena biasa bepergian dan bertemu orang asing, mereka jadi lebih terbuka dengan “orang baru”. Selain itu mereka nampak ceria, bersemangat dan awet muda. Kata Ariev “orang yanh sering traveling itu pasti awet muda, karena mereka selalu bahagia”
Setelah gue pikir-pikir ada benarnya juga. Kalau sudah hobi traveling, saat mereka jalan kemanapun pasti akan merasa senang, bebas stress, oleh katena itu kerutan di wajah akan hilang karena sering tersenyum dan tertawa. Hehe..

Gue harap gue bakal sering kumpul dengan orang-orang yang suka jalan, itung-itung nambah kenalan dan wawasan. Thank You Travel Troopers. 🙂

20120909-085911 PM.jpg

20120909-085942 PM.jpg

20120909-090017 PM.jpg